Hasil Negosiasi Perdagangan RI–AS: Akses Mineral Kritis Dibahas

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:35:07 WIB
Hasil Negosiasi Perdagangan RI–AS: Akses Mineral Kritis Dibahas

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan negosiasi lanjutan terkait perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) telah mencapai tahap penting. 

Negosiasi ini mencakup pembahasan tarif resiprokal dan akses perdagangan produk unggulan Indonesia.

Airlangga menjelaskan, AS memberikan pengecualian tarif untuk sejumlah produk ekspor unggulan, termasuk kelapa sawit, kopi, dan teh. Langkah ini diambil sebagai bagian dari kesepakatan timbal balik, di mana Amerika Serikat berharap mendapatkan akses terhadap mineral kritis yang dimiliki Indonesia.

Kesepakatan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan dagang bilateral, sekaligus memberikan keuntungan ekonomi bagi eksportir Indonesia. Pengecualian tarif diharapkan mendorong pertumbuhan ekspor produk pertanian nasional.

Negosiasi Tarif Resiprokal

Selain pembahasan akses mineral, negosiasi juga fokus pada tarif resiprokal. Airlangga menyebut, tarif resiprokal AS terhadap Indonesia sebelumnya sebesar 32 persen kini turun menjadi 19 persen. Penurunan ini menjadi keuntungan bagi sejumlah produk ekspor Indonesia yang bersaing di pasar Amerika Serikat.

Menurut Airlangga, negosiasi berjalan lancar dan mendetail. Pemerintah Indonesia menekankan kepentingan nasional, termasuk perlindungan industri strategis dan keseimbangan perdagangan kedua negara. Hal ini memastikan bahwa kesepakatan tidak hanya menguntungkan AS, tetapi juga memberikan ruang bagi pengembangan sektor ekspor unggulan RI.

Penurunan tarif ini akan berdampak positif terhadap volume ekspor, khususnya komoditas yang menjadi unggulan nasional. Produk seperti kelapa sawit, kopi, kakao, dan teh diharapkan mampu meningkat daya saingnya di pasar global.

Penandatanganan Kesepakatan Resmi

Airlangga mengungkapkan, dokumen kesepakatan perdagangan RI–AS dijadwalkan ditandatangani sebelum akhir Januari 2026. Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. Persiapan dokumen kesepakatan sudah hampir rampung, menandakan bahwa kedua pihak sepakat dengan hasil negosiasi.

Pertemuan bilateral sebelumnya melibatkan tim negosiasi dagang Indonesia dengan United States Trade Representative (USTR), Jamieson Greer. Diskusi mencakup aspek legal drafting dan penentuan mekanisme implementasi kesepakatan.

Airlangga menekankan bahwa waktu penandatanganan disesuaikan dengan kesiapan kedua negara. Pemerintah Indonesia menegaskan kesiapan untuk menyelesaikan seluruh prosedur administratif sebelum jadwal resmi.

Strategi Indonesia dalam Perdagangan Mineral Kritis

Negosiasi ini menunjukkan Indonesia tetap memperjuangkan kepentingan nasional dalam perdagangan internasional. Sementara AS menekankan akses terhadap mineral kritis, Indonesia mendapatkan kesempatan melindungi komoditas strategis yang menjadi tulang punggung ekspor nasional.

Airlangga menambahkan, kesepakatan ini juga membuka peluang investasi baru di sektor pertanian dan mineral. Dengan adanya pengecualian tarif untuk produk unggulan, Indonesia bisa memperkuat posisinya sebagai pemasok komoditas strategis ke pasar global, sekaligus menjaga kedaulatan sumber daya alam.

Dalam jangka panjang, kerjasama perdagangan ini diharapkan mendorong pertumbuhan industri nasional dan meningkatkan pendapatan ekspor. Strategi Indonesia menyeimbangkan kebutuhan AS terhadap mineral kritis dengan kepentingan domestik menjadi kunci sukses negosiasi.

Kesepakatan perdagangan RI–AS yang hampir final ini memperlihatkan kemampuan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menjaga kepentingan nasional, sambil tetap membuka peluang pasar dan investasi internasional. Pemerintah menargetkan kesepakatan ini memberi efek positif bagi pertumbuhan ekonomi hingga tahun-tahun mendatang.

Terkini